Komunis di Indonesia diawali dengan
terbentuknya Indische Social
Democratische Vereniging (ISDV) atau Perserikatan Sosial Demokrat
Hindia. Didirikan pada 9 Mei 1914 di Surabaya oleh Hendrickus Josephus
Franciscus Marie Sneevliet alias Maring dan dibantu Adolf Baars. Sebagai
penganut paham Komunis, Maring paham betul bagaimana mengembangkan dengan cara
melakukan infiltrasi terhadap organisasi yang didirikan pribumi. Salah satunya
infeltrasi ke Sarekat Islam (SI). Orang pribumi Semaoen yang menjadi kaki
tangan ISDV dan melakukan penyusupan. Akibatnya SI kemudian terbelah menjadi SI
”Merah” yang dipimpin Semaoen dan SI ”Putih” dibawah pimpinan HOS.
Tjokroaminoto. Tanggal 23 Mei 1920, Semaoen mengumumkan manifesto berdirinya
Perserikatan Komunis Hindia di kantor SI Semarang. Organisasi inilah yang
menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI pun bergabung dengan
partai Komintern (Komunis Internasional). Garis politik yang dianut berdasarkan
ajaran Lenin. Yaitu : Harus menggunakan petty
bourgeoisie dan
Menggunakan aspirasi nasional rakyat terjajah (Fadlizon
dan H. Alwan Aliuddin dalam Kesaksian Korban Kekejaman PKI 1948, halaman 6)
Sebagai kepanjangan tangan ISDV, PKI yang telah menginfiltrasi di dalam kalangan SI, yang disebut sebagai organisasi
proletar berbaju Islam. Dijelaskan pula, revolusi Asia berdasarkan
”borjuis demokratik” dengan aksi landreform yang
mencita-citakan tanah untuk petani penggarap tanah. Artinya, tanah-tanah yang
dikuasai para ”tuan tanah” harus direbut secara paksa.
Yang menarik—dan selalu disuarakan oleh kader-kader Komunis,
bahwa PKI juga pernah melakukan perlawanan terhadap Belanda (1926-1927).
Pemberontakan di Jawa (Priangan, Solo, Banyumas, Pekalongan, Kedu, Kediri dan
Banten) dan Sumatera (Padang, Silungkang dan Padang Panjang), pada kenyataan
gerakan tersebut justru menimbulkan
korban pada rakyat. Pemberontakan ini dapat dengan mudah diluluhlantakkan
Belanda. Akibatnya, 9 orang digantung, 13.000 orang ditahan dan kemudian
sebagian diasingkan di Tanah Merah, Digul.
Pada tahun 1927, PKI Sumatera Barat
terlambat memberontak. PKI sendiri memprovokasi kaum tani yang muslimin. Mereka
memang menjadi korban kekejaman Belanda karena harus membayar pajak yang
terlampau tinggi. Dari pemberontakan, PKI memang melakukan tipu-muslihat dengan
mengeksploitir penderitaan para petani. Sesungguhnya PKI hanya mengumpankan
kepada Belanda. Orang-orang PKI mengatakan, apabila memberontak, akan datang
kapal terbang Angkatan Udara Turki ditugaskan oleh Kemal Ataturk membantu pemberontakan
(Brackman, seperti dikutip Taufiq Ismail
dalam Katastrofi Mendunia…., hal. xxvi).
Fakta itulah yang menjadi catatan penting dalam kancah
sejarah Indonesia sebelum Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diproklamasikan. Ketika
banyak organisasi dan para pejuang kemerdekaan mulai mengumandangkan perang dan
upaya mempersatukan perlawanan terhadap Belanda, PKI tidak ikut serta di
dalamnya. Jadi, tidak alasan dan fakta sejarah, yang bisa menempatkan PKI
sebagai organisasi dan kader-kader pada jajaran heroisme perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia.
Tetapi, setelah Kemerdekaan mendapat dukungan rakyat,
beberapa kader PKI dari luar negeri kembali. Diantaranya Sardjono dari
Australia dan Alimin dari Cina. Mereka kemudian melakukan penyusupan ke Partai
Sosialis Indonesia dan Partai Buruh. Mereka juga membangun organisasi dan
mendidik kader-kadernya sebagai kader yang memiliki militansi tinggi.
Pengkhiatan demi pengkhiatan pun dilakukan. PKI tidak peduli
dengan perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda. Kekejaman
PKI terukir dengan nyata, ketika ”membokong” Kemerdekaan RI dengan melakukan
pemberontakan PKI/FDR di Madiun pada tanggal 18 September 1948. Pemberontakan
yang disertai dengan pembunuhan keji ini dipimpin Muso, yang baru kembali dari
Moskow. FDR didirikan oleh Amir Syarifuddin, yang beroposisi dari Kabinet
Mohammad Hatta. Kabinet Amir Syarifuddin jatuh setelah adanya Perjanjian
Renville. Seperti diketahui Kabinet Hatta adalah kabinet anti Komunis dan
berhasil mencegah penyusupan kader-kader PKI di tubuh militer dengan cara
melakukan reorganisasi Angkatan Perang Republik Indonesia.
Penyusupan adalah
model dari pola gerakan PKI. Setelah melakukan penyusupan dan memiliki
kader yang handal, PKI pun melakukan pemberontakan berdarah. Itulah sebabnya,
mengapai ada tokoh-tokoh PKI dari kalangan Islam, militer, guru, buruh, tani,
nelayan, mahasiswa, dan lain-lain. Para seniman, sastrawan, dan budayawan
dengan alasan kebebasan berkreasi dicekoki dengan ajaran Komunis.
salam satu nusa
salam satu nusa