KEPADA TUHAN KAMI BERHUTANG, KEPADA NEGARA KAMI BERHUTANG, KEPADA ALAM KAMI BERHUTANG.......KONSULTASI GRATIS PROSEDUR, TATA CARA BERKAITAN DENGAN EKSPOR-IMPOR DAN HAL-YANG TERKAIT...email:nusaraya45@gmail.com

08/05/2015

Memanjat Pohon Kelapa ; Meniti Hidup


Pohon kelapa ;

Jika kita ibaratkan puncak pohon kelapa adalah tujuan hidup kita dalam bekerja, berusaha ataupun berkarir dalam bidang lainnya, maka sebaiknya kita memanjatnya dengan melewati batang pohonnya, jangan menggunakan tangga, sebab tangga ibarat jalan pintas yang akan memudahkan kita untuk naik sekaligus memudahkan kita untuk jatuh tersungkur.
Selain bahwa pohon kelapa sangat kokoh dan kuat yang akan lebih memberikan rasa aman jika kita memanjatnya, kita pun akan terbiasa tertib dan mengikuti aturan yang sudah ada. Pohon kelapa mempunyai tataran sebagai pijakan kita memanjat dari bawah dampai atas, jika kita mengikuti tataran itu dengan urut dan hati-hati, maka kita akan sampai ke atas dengan selamat. Karena kita mencapai puncaknya dengan hati-hati sesuai aturan yang ada, maka ketika sampai di puncaknya pun kita akan bertanggung jawab dan tidak sombong. Dan dengan itulah kita tidak akan mudah jatuh.

Buah kelapa ;
Menggambarkan secara kronologis kehidupan manusia dari mulai manggar diibaratkan janin , bluluk bermakna bayi , cengkir bermakna balita , deghan (kelapa muda) bermakna remaja , dan kelapa bermakna dewasa . Falsafah ini menjelaskan bahwa makna hidup manusia yang harus dijalankan secara hati-hati, dari mulai janin sampai dewasa. Karena pada setiap tahapan tersebut bisa saja terjadi musibah dari yang kecil sampai meninggal dunia. Untuk itu kehati- hatian ini harus dijabarkan dalam mempersiapkan diri pada hidup dan kehidupan di dunia. Yaitu selalu berpegang teguh pada aturan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara  agar selamat di dunia. Sejalan dengan itu juga berpegang teguh pada aturan keagamaan agar selamat di akhirat nanti. Kalau pegangan tersebut dilaksanakan secara konstisten dan konsekuen maka manusia tidak perlu gentar menghadapi takdir kematian kapan saja karena sudah siap untuk hidup dunia akhirat.

Dalam hal memanjat pohon kelapa,

kita harus bekerja keras, berhati-hati dan disiplin dalam melewati tataran pohon kelapa untuk mencapai puncak hingga dapat menggapai buah kelapa untuk dapat diambil manfaatnya. Hal itu dapat kita petik hikmah bahwa dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita harus memiliki niat yang baik, bekerja keras, mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku – baik peraturan-peraturan dunia maupun akherat – dan hati-hati untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan kemakmuran kita, masyarakat, bangsa dan negara (INDONESIA) tercinta.

Salam satunusa

No comments:

ARTIKEL 33