Kapitalisme bersaudara kembar dengan liberalisme.
Dalam konteks ekonomi bisa diartikan bahwa semua aktivitas ekonomi diserahkan
kepada "pasar" (di-liberal-kan, tidak ada campur tangan negara). Karena
tidak ada campur tangan negara, disini peran "kapital/modal" menjadi
"penyeleksi" dalam aktivitas ekonomi. Siapapun yang kuat secara
kapital, dia menguasai pasar. Disini kita sebut "liberalisasi
ekonomi" dimana kaum pemodal yg akan keluar sebagai pemenang, biasanya
kaum "pemodal" ini jangan dekat dengan penguasa/bisa juga bagian dari
penguasa yang jelas bisa mempengaruhi arah kebijakan suatu negara. Dalam hubungan
antar negara ; negara dengan kapital yang kuat, bisa mempengaruhi kebijakan
negara lain, baik kebijakan ekonomi, juga politik. Kapital yang kuat selalu
didukung oleh “senjata” yang kuat, dimana itulah alat untuk memenangkan
diplomasi ala “barat’ atas negara-negara lain. Dengan kata lain, bahwa dunia
dipaksa untuk menggunakan sistem ini, dimana yang tidak mau artinya tidak
kooperatif terhadap kemajuan, dan yang demikian layak diperangi.
Di Indonesia, saking kuatnya "kapitalisme" ini dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan : ekonomi, politik, sosial. Logika rakyat-pun dibentuk/kemudian terbentuk menjadi "materialistis". Semua akan diukur dengan "duit". Sistem politik kita jangan berubah mnj kapitalistik : politik modal.
Kapitalisme karena sebuah sistem, tidak bisa menjadikan orang per orang yang kita sebut "kapitalis" kita sebut musuh. Kapitalisme secara ideologi itulah musuh. Seperti sebuah keyakinan ; jangan melakukan hal-hal yg tidak kita "yakini", tetapi kita harus melakukan hal-hal yang termasuk dalam sesuatu yang kita "yakini". Kalau kita yakin kapitalisme itu "buruk", ya jangan menjadi bagian dari berkembangnya "kapitalisme". Kita perlu membangun "bagian" lain sebagai bentuk kemandirian. Karena "kapitalisme" juga berkembang karena adanya sebuah sistem dengan banyak pihak di dalamnya, maka untuk bisa sama-sama berjuang, diperlukan sebuah sistem kerja yang sepakat "tidak" menjadikan kapitalisme sebagai landasan : berekonomi, bermasyarakat dan bertata kehidupan.
Pancasila mengajarkan : Keadilan Sosial&; Kemanusiaan yg adil dan beradab........; itu jauh lebih manusiawi dari isu HAM yang dihembuskan barat itu sendiri. Jadi membangun ekonomi yang adil&beradab ; artinya menuju keadilan sosial.
Di Indonesia, saking kuatnya "kapitalisme" ini dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan : ekonomi, politik, sosial. Logika rakyat-pun dibentuk/kemudian terbentuk menjadi "materialistis". Semua akan diukur dengan "duit". Sistem politik kita jangan berubah mnj kapitalistik : politik modal.
Kapitalisme karena sebuah sistem, tidak bisa menjadikan orang per orang yang kita sebut "kapitalis" kita sebut musuh. Kapitalisme secara ideologi itulah musuh. Seperti sebuah keyakinan ; jangan melakukan hal-hal yg tidak kita "yakini", tetapi kita harus melakukan hal-hal yang termasuk dalam sesuatu yang kita "yakini". Kalau kita yakin kapitalisme itu "buruk", ya jangan menjadi bagian dari berkembangnya "kapitalisme". Kita perlu membangun "bagian" lain sebagai bentuk kemandirian. Karena "kapitalisme" juga berkembang karena adanya sebuah sistem dengan banyak pihak di dalamnya, maka untuk bisa sama-sama berjuang, diperlukan sebuah sistem kerja yang sepakat "tidak" menjadikan kapitalisme sebagai landasan : berekonomi, bermasyarakat dan bertata kehidupan.
Pancasila mengajarkan : Keadilan Sosial&; Kemanusiaan yg adil dan beradab........; itu jauh lebih manusiawi dari isu HAM yang dihembuskan barat itu sendiri. Jadi membangun ekonomi yang adil&beradab ; artinya menuju keadilan sosial.
Dan nilai INDONESIA adalah kemanusiaan yang adil dan
beradab yang berkeTuhanan YME, Persatuan yang berkeTuhanan YME, Kerakyatan yang
dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berkeTuhanan YME, dan Keadilan Sosial yang adil dan beradab yang berkeTuhanan
YME.
Demikian semoga bermanfaat, marilah kembali ke
INDONESIA …Salam Satunusa
No comments:
Post a Comment