Bulan
Mei, tepatnya tanggal 2 Mei bagi bangsa Indonesia adalah tanggal yang di “ikon’kan
menjadi hari Pendidikan Nasional. Sedikit ingin kami tuliskan sebagai bahan tambahan renungan kecil sambil minum kopi tentang sebagian kecil dari banyak sejarah
Pendidikan di Negara tercinta ini. Kita tentu mengenal sosok Pahlawan HOS Cokroaminoto yang disebut sebagai
"Guru Bangsa,". Kita juga mengenal sosok Pahlawan Ki Hajar Dewantara
disebut sebagai "Bapak Pendidikan?". Pertanyaan ; “mengapa
HOS Cokroaminoto dinobatkan sebagai Guru Bangsa, sementara Ki Hajar Dewantoro
dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan ?”
Atas
pertanyaan itu, secara pribadi dan mencoba tidak tendensius, jawaban saya adalah, "Karena Bapak HOS Cokroaminoto
itu Sarekat Islam, bukannya Budi Utomo atau Taman Siswa." Bahkan menurut saya pribadi, KH. Ahmad Dahlan
dan koleganya yang lebih layak menjadi Bapak Pendidikan di Negara Indonesia,
sebab Muhammadiyah lebih membumi dan lebih hebat sebagai pelopor pendidikan
ketimbang Taman Siswa, bahkan sampai sekarang lembaga pendidikan Muhamadiyah
jauh lebih mengakar dibanding Taman Siswa. Tetapi, karena Sarekat Islam dan
Muhammadiyah itu jelas sekali warna Islamnya, jadi kurang representatif dan
kurang menjual untuk dijadikan ikon dan ditokohkan.
Dalam
sejarah, Taman Siswa dengan salah satu semboyannya yang terkenal yaitu “Tut
Wuri Handayani” baru didirikan dalam bentuk lembaga dan sekolah oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Sementara Persyarikatan
Muhammadiyah yang dimotori oleh KH. Ahmad Dahlan telah berdiri 10 tahun lebih
dulu, tepatnya pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Perannya dalam
bidang pendidikan diwujudkan dengan mendirikan sekolah dasar dan sekolah
lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere
School Moehammadijah, kemudian berganti nama menjadi Kweek School
Moehammadijah. Sekarang Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah dan
ratusan perguruan tinggi di negara ini. Bahkan
selain Muhammadiyah, di Sumatera sebenarnya juga telah berdiri Sumatera Thawalib, yang kerap dianggap
sebagai sekolah Islam modern pertama yang didirikan bumiputera. Sumatera
Thawalib berdiri pada tanggal 15 Januari 1919 oleh Haji Rasul dan
kawan-kawannya. Sekolah ini juga banyak melahirkan kaum terdidik, cerdik
cendikia yang menjadi penggerak perubahan.
Kembali
lagi pada pertanyaan, “mengapa bukan mereka yang jadi ikon pendidikan ?” Jawaban
saya kembali lagi seperti diatas yang entah ini benar atau tidak, karena mereka
(HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Haji Rasul) itu jelas sekali warna
Islamnya. Barangkali Islam di negeri ini dianggap cat atau pelitur
saja yang tidak boleh meninggalkan kesan yang berlebihan dalam sejarah, sehingga tidak pas sebagai cerminan
dan perlambang. Maka lumrah jika slogan "Tut Wuri Handayani" lebih
dipilih sebagai semboyan/motto pendidikan di Negeri ini daripada seruan
"Fastabiqul Khairat," atau kutipan firman "Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat..." atau ungkapan HOS Cokroaminoto, "Setinggi-tinggi ilmu,
semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat."
Demikian
semoga bermanfaat sebagai teman minum kopi INDONESIA.
salam satunusa
No comments:
Post a Comment