Pohon
kelapa ;
Jika kita ibaratkan puncak pohon kelapa adalah
tujuan hidup kita dalam bekerja, berusaha ataupun berkarir dalam bidang
lainnya, maka sebaiknya kita memanjatnya dengan melewati batang pohonnya,
jangan menggunakan tangga, sebab tangga ibarat jalan pintas yang akan
memudahkan kita untuk naik sekaligus memudahkan kita untuk jatuh tersungkur.
Selain bahwa pohon kelapa sangat kokoh dan kuat yang
akan lebih memberikan rasa aman jika kita memanjatnya, kita pun akan terbiasa
tertib dan mengikuti aturan yang sudah ada. Pohon kelapa mempunyai tataran
sebagai pijakan kita memanjat dari bawah dampai atas, jika kita mengikuti
tataran itu dengan urut dan hati-hati, maka kita akan sampai ke atas dengan
selamat. Karena kita mencapai puncaknya dengan hati-hati sesuai aturan yang
ada, maka ketika sampai di puncaknya pun kita akan bertanggung jawab dan tidak
sombong. Dan dengan itulah kita tidak akan mudah jatuh.
Buah
kelapa ;
Menggambarkan secara kronologis kehidupan manusia
dari mulai manggar diibaratkan janin , bluluk bermakna bayi , cengkir bermakna
balita , deghan (kelapa muda) bermakna remaja , dan kelapa bermakna dewasa .
Falsafah ini menjelaskan bahwa makna hidup manusia yang harus dijalankan secara
hati-hati, dari mulai janin sampai dewasa. Karena pada setiap tahapan tersebut
bisa saja terjadi musibah dari yang kecil sampai meninggal dunia. Untuk itu
kehati- hatian ini harus dijabarkan dalam mempersiapkan diri pada hidup dan
kehidupan di dunia. Yaitu selalu berpegang teguh pada aturan hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
agar selamat di dunia. Sejalan dengan itu juga berpegang teguh pada
aturan keagamaan agar selamat di akhirat nanti. Kalau pegangan tersebut
dilaksanakan secara konstisten dan konsekuen maka manusia tidak perlu gentar
menghadapi takdir kematian kapan saja karena sudah siap untuk hidup dunia
akhirat.
Dalam
hal memanjat pohon kelapa,
kita harus bekerja keras, berhati-hati dan disiplin
dalam melewati tataran pohon kelapa untuk mencapai puncak hingga dapat
menggapai buah kelapa untuk dapat diambil manfaatnya. Hal itu dapat kita petik
hikmah bahwa dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, kita harus memiliki niat yang baik, bekerja keras, mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku – baik peraturan-peraturan dunia maupun akherat
– dan hati-hati untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, kedamaian, dan
kemakmuran kita, masyarakat, bangsa dan negara (INDONESIA) tercinta.
Salam satunusa
No comments:
Post a Comment